Senin, 13 Oktober 2008

Just Smile and Keep Trying

Ketika saya masih kuliah.. saya memiliki sahabat yang sangat unik karakternya dan baik untuk dicontoh, namanya adalah Aal… ia adalah teman satu group nasyid dengan saya. Saya sebut dia unik dan baik untuk diikuti karena, saya belum pernah melihat sekalipun Aal marah atau pun mengeluh.

Apapun masalah yang kami hadapi, selalu di responnya dengan senyuman, dan dia hanya mengatakan..”tenang saja gung, semua sudah ada yang mengatur.. kita hanya bisa berusaha dan biarkan ALLAH yang mengaturnya”. Saya hanya bisa manggut-manggut mendengarnya.

Pernah suatu ketika, saat kami hendak mengisi acara nasyid di sebuah tempat di daerah slipi... saat itu siang hari dan cuaca terasa amat panas sekali, kami menunggu angkutan umum yang menuju arah slipi, hampir satu jam lamanya kami menunggu angkutan umum, namun tidak juga dapat karena angkutan umum itu selalu terisi penuh dengan penumpang. Saya mulai gelisah dan tidak sabar... tanpa sadar mulai berceloteh sendiri dan marah-marah yang tidak jelas.

Yang membuat saya heran, melihat saya gelisah dan mengeluh, sahabat saya hanya tersenyum dan tidak nampak wajah gelisah ataupun kata-kata mengeluh darinya. Kemudian dengan sedikit kesal saya bertanya kepada Aal :

Saya : Kenapa senyum-senyum aja Al, memangnya kamu tidak kesal menunggu lama di sini dalam keadaan cuaca yang panas seperti ini.

Aal : Hmm.. buat apa kesal Gung, saya mengeluh ataupun tidak, hasilnya akan tetap sama. Justru kalau mengeluh panas dan letihnya akan lebih terasa, dibandingkan kalau kita tidak mengeluh. Terima aja dengan ikhlas... karena semua sudah ada yang mengatur yaitu ALLAH Sang Maha Pembuat Skenario, kita hanyalah pemeran-pemerannya saja, yang hanya bisa berusaha dan menyerahkan seluruh hasilnya kepada-NYA.

Baru saja Aal selesai mengatakan hal tersebut, ada sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti dihadapan kami, ketika kaca mobil itu terbuka, ternyata orang yang bawa mobil itu adalah sahabat lama saya, dia memanggil saya ”gung, mau kemana?”, saya menjawab,”mau ke daerah slipi”, kembali dia berkata,”kebetulan gung, saya juga mau ke daerah slipi, bareng yuk”.

Subhanallah... Allah mengirimkan bantuannya melalui perantara sahabat lama saya, dan saat itu saya langsung menyadari kata-kata Aal, bahwa ternyata memang betul.. Allah telah mengatur semuanya, jadi jangan gelisah, mengeluh ataupun marah ketika menghadapai masalah apapun, ”just smile and keep trying”.. biarkan ALLAH yang menentukan hasilnya.

Generasi Perubah Bangsa bukan Generasi Penerus Bangsa

Tanggal 20 Mei ‘08.. saya menghadiri salah satu acara Harkitnas di daerah TB Simatupang, dihadiri oleh lebih dari 25 ribu orang.

ada satu acara yg sangat menarik perhatian saya, yaitu acara launching buku remaja. bukan launching bukunya yg menarik perhatian saya, tapi sharing salah seorang remaja belasan tahun.

Ia adalah seorang anak remaja kelas 3 SMP, di depan para peserta ia berkata dengan penuh semangat dan percaya diri, “saya tidak ingin menjadi generasi penerus bangsa”….

Saat itu saya terkejut dibuatnya.. tidak paham maksud perkataannya. kemudian ia melanjutkan… “karena kalau generasi penerus bangsa, berarti melanjutkan apa-2 yg pernah dilakukan oleh pendahulu, baik hal yg bagusnya ataupun yg tdknya, seperti korupsi dan perpecahan utk perebutan kekuasaan dsb.” kemudian ia berkata lagi “saya tidak ingin apabila nanti saya meninggal… anak cucu saya berkata, inilah orang yg telah menghancurkan bangsa Indonesia, oleh karena itu saya ingin menjadi GENERASI PERUBAH BANGSA… yg menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yg paling dihormati di dunia. apabila nanti saya meninggal… saya ingin anak cucu saya berkata inilah orang yang telah membuat Indonesia menjadi negara yg paling di hormati di dunia.”

Subhanallaah.. air mata saya menetes.. seandainya seluruh remaja Indonesia berfikir seperti dia.. saya sangat yakin Indonesia akan menjadi negara no. 1 di dunia dan negara yg paling di hormati di dunia. Kawan mari bersama-2 merubah bangsa kita tercinta ini, di mulai dari diri kita.

Merdeka.